Langsung ke konten utama

Tiga Puluh Hari Bercerita Instagram 2016

Fiuuh, lama sudah ini blog tidak ditata. Dua tahun (2015-2016) hanya ada 5 postingan. Haha. Sebenarnya akhir-akhir ini lebih sering nulis di Instagram, monggo di cek di tkp.. Banyak nulis cerita disana. Terutama pada Januari 2016 dan Januari 2017, dimana gw ikutan semacam challenge nulis cerita selama tiga puluh hari penuh. Kenapa jarang nulis disini? karena disini ga banyak yang baca. haha. Maklum, blog cupz kek gini kan. Isinya aja amburadul. Haha. Biarlah, yang penting meninggalkan jejak. Syukur-syukur bisa mengilhami orang-orang. Beuh,. Haghaghag.

Okeh, mungkin sebagai pemanasan dan sambil bersih-bersih sarang rayap disini (semoga jadi agak rajin nulis lagi di blog ini), kali ini gw mau mindahin cerita-cerita gw di Instagram kesini. Mungkin gw awali dengan posting tulisan tantangan #30haribercerita tahun 2016. Tenang, ga semua di post kok. Cuman 5 aje. hehe. Silakan dibaca dah~

[Cerita 6] Aksi. Kemarin, linimasa media sosia, grup-grup whatsapp dan semacamnya cukup ramai dengan pemberitaan Presiden BEM yang di Drop Out karena mengkritisi kebijakan universitasnya. Menurut pihak universitasnya sih ya karena si mahasiswa tersebut melanggar UU. Ya meski sekarang sudah kelar sih masalahnya.

Tapi, bukan itu yang mau gw bahas. Soal aksi, oke, mungkin banyak orang yang skeptis dengan aksi atau demo atau yang semacamnya. Wajar siih, yang biasanya muncul di tv ya emang aksi-aksi yang anarkis dan ngeselin. Kalo aksi yang selo, susah masuk media. Paling banter foto doang, sama keterangan kecil dibawahnya.


Yap, gw sendiri adalah orang yang pernah ikut aksi. Cukup sering sih dulu pas tahun pertama dan kedua di kampus, tapi ga selalu ikut. Ikut pun ga selalu jadi massa aksi, kadang hanya meliput. Alhamdulillahnya orang tua juga bukan orang yang antipati dengan aksi-aksi. Beberapa kali sempet minta izin ke Umi buat bolos kuliah karena mau ikut aksi. Sempet juga diomelin orang tua karena gw ga ikut aksi, pas aksi besar-besaran kenaikan bbm tahun 2012 dulu kalau tidak salah.

Yap, pada dasarnya tiap orang mungkin memiliki cara-cara yang berbeda dalam berjuang melawan ketidakadilan. Apapun itu, menurut gw, tidak masalah. Asal jangan saling nyinyir aja. Memang tiap cara ada lemahnya, tapi ya jangan dijadikan alasan juga buat saling menjatuhkan.
Selamat berjuang melawan penindasan dan ketidakadilan.
Selamat berjuang membela mereka-mereka yang terampas haknya.
Selamat berjuang dengan cara masing-masing.
Begerak saja terus. [ket: foto diambil dari blognya Yanuar R.P., foto taun 2010. Gw masih kurus, dan gondrong :3]

@30haribercerita #30haribercerita #30hbchari6 #aksi #mahasiswa #fotolama
 
[Cerita 1] Sore ini, biasa-biasa saja. Hanya duduk di balkon atas rumah, memandang ke arah luar. Hanya ada atap rumah lain, beberapa pohon, tiang listrik beserta kabel listriknya yang dihiasi sebuah bangkai layangan yang tersangkut.
Ya, bukan pemandangan yang luar biasa. Tak tampak langit senja dengan jingganya yang cantik, atau matahari senja yang mencoba mengintip dibalik awan ataupun bangunan (ah iya, rumah ayahku ini menghadap ke timur), atau pemandangan cantik lainnya yang layak untuk dipajang di laman-laman instagram.

Begitu saja, sambil sesekali mengecek hp, membuka timeline instagram, hingga aku melihat postingan tentang 30 hari bercerita ini. Tertarik, namun ragu. Ragu apakah bisa 30 hari penuh bercerita. Haha. Tapi, yasudahlah. Lanjut saja dulu.
Teman lain di sore ini adalah sebuah buku, sekuel terakhir dari Tetralogi Buru. Tiga buku sebelumnya sudah selesai kubaca, tinggal yang terakhir ini saja. Entah, akupun tak begitu paham jalan ceritanya. Tapi, boleh lah buat pencitraan kalau buku-buku itu sudah kubaca. Sambil mencari-cari quote atau kata-kata mutiara atau apapun untuk dipamerkan di media-media sosial, lagi, pencitraan. Yap, sore yang tenang.

@30haribercerita #30haribercerita #30hbchari1 #sore #buku #book #instabook


[Cerita 28] Harmoni Metamorfosa.
.
Ahad, 27 Januari 2008. Foto itu diambil. Kita masih lugu, polos, agak bejat sikit kadang. Bersiap hendak ikut lomba nasyid se kota-kabupaten Tangerang yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun radio.
.
Temaram, judul lagu yang kita bawakan hari itu. Tentang seorang hamba yang memanfaatkan waktu sepertiga malam untuk bertaubat. Lagu yang hanya sukses kita nyanyikan hari itu saja, esoknya selalu saja tertawa ketika membawakan lagu tersebut.
.
Dinda-Gradasi, lagu kedua yang kita nyanyikan ketika itu. Lagu yang sebetulnya belum pas untuk kita yang masih dalam masa pertumbuhan saat. Lagu, yang ketika latihan, kadang kita ganti kata "Dinda" menjadi nama-nama adik kelas terpilih. Duh!
.
Yap, berkat lomba itu kita bisa satu panggung dengan grup-grup nasyid ternama, Izzatul Islam dan Justice Voice. Juga sempat menjadi bintang tamu di radio penyelenggara itu.
.
Ya, delapan tahun silam, ketika masih dalam masa pertumbuhan, lugu, polos, agak bejat sikit, cari-cari adik kelas, "tepe-tepe", bujang, dan perut masih rata. Delapan tahun, bukan waktu yang sebentar. Sekarang, dua dari enam orang itu sudah menjadi ayah, satu sudah bertungangan, satu belum ada kabar, dua lainnya (gw dan Prima) masih terombang-ambing. Sekarang, dari enam itu, satu seorang aktivis bisnis start-up, satu pengusaha tanpa kabar, tiga pns, dan satu enggineer laut lepas.
.
Harmoni Metamorfosa.
Selamat berproses menuju kebaikan.
Kapan dem ces dem ces lagi?
....
@30haribercerita #30haribercerita #30hbchari28


[Cerita 4] Senin.
Kembali ke habitat, setelah libur akhir tahun yang (agak) panjang. Kembali bersiap pagi hari, kembali berdesakan di kereta, dan kembali duduk di kubikel kecil singgasanaku. Singgasana dengan tumpukan-tumpukan kertas bekas, tumpukan proposal, kertas-kertas (agak) penting yang tersimpan dalam rak hitam kecil, sepaket pc dengan kabel berserakan, printer yang (amat) sangat lambat, serta charger hp yang terpaksa menginap dikantor selama libur akhir tahun.
Yap, kembali ke singgasana artinya kembali menatap layar PC, mengutak-atik excel, diskusi (baca: bercanda) dengan rekan. Kembali pulang lepas maghrib, (seolah) banyak yang dikerjakan. Juga kembali kembali lainnya.

Senin juga artinya kembali bersyukur. Bersyukur masih diberi kesempatan untuk berkarya, bersyukur masih diberi kesempatan untuk memberdayakan diri, bersyukur masih diberi kesempatan untuk mencari rezeki. Alhamdulillah. :) @30haribercerita #30haribercerita #30hbchari4 #kantor #singgasana #syukur #senin


[Cerita 29] Langkah.
.
Kemarin, jalan ini sudah kupilih. Sudah mempertimbangkan tantangan yang ada. Aku faham, jalan juang ini tak akan lurus mulus saja. Akan ada kelokan dan hambatan dalam perjalanannya, aku tahu itu, dan aku siap menghadapinya.
.
Namun baru beberapa langkah maju, rintangan langsung muncul. Hebatnya, rintangan yang muncul bukan yang kuharapkan. Aku belum siap menghadapi hadangan itu, ternyata. Ah, mengapa tak terpikirkan sebelumnya.
.
Maka kemudian harus bagaimana? aku masih mau melaju di jalan ini, belum mau berbelok atau memutar arah. Ah.
.
Ya, aku masih mau melaju di jalan ini. Lalu hadangannya? ah, hajar saja. Kau tak kan pusa berjuang jika langsung mundur. Kau akan menyesal nantinya jika tak berjuang hingga akhir. Maju saja, meski ujung belum tampak. Maju saja, meski ternyata tak ada ujung yang dirindukan disana. Maju saja dulu.
.
Ya, seperti dalam lagu Shonici-JKT48, "Usaha keras itu tak akan mengkhianati".
......
@30haribercerita #30haribercerita #30hbchari29
..
Lokasi foto: #mangrove #tarakan #kalimantan #kaltara
   

Yap, itulah kira-kira cerita-cerita gw di tahun 30haribercerita 2016. Cuma 5 itu aja, yang likenya paling banyak. Haha. Tenang, paling banyak cuman 23 likes doang ko. Next mungkin bakal diisi dengan postingan di 30haribercerita di tahun 2017 (kalo ga males update). Hihi~ 

Komentar